01 Januari 2014

Tahun Baru, Asa Baru

Oleh Sopliadi

Pada dasarnya adalah waktu, sejak kecil sampai beranjak dewasa, kita telah mengikuti irama sang waktu. Kemajuan waktu telah mengubah segalanya. Sekali terlewati tak akan pernah kembali. Waktu ibarat pedang, jika tidak piawai menggunakannya, waktu kita akan ditebas oleh tajamnya pedang hingga menembus ke dalam jantung kehidupan. Waktu terus berputar tanpa ada henti-hentinya. Begitu juga halnya kehidupan, berputar terus-menerus tiada pernah jeda. Begitu banyak peluang yang telah terabaikan selama perjalanan waktu. Sehingga masa lalu yang suram seringkali meneror kenyataan. Luka masa lalu membuat seseorang merasa kesulitan untuk menerjang kenyataan. Sang waktu tak pernah menghiraukan, tetap terus melintas. Kepiluan masa lalu kian tak mau berpisah. Laksamana bisikan terus mendesis. Kepingan masa lalu semakin merongrong untain debu masa depan yang masih melayang-layang.
Tiada disadari tibalah pada saat-saat dimana kita harus meninggalkan deretan kisah yang pernah tertanam selama perjalanan waktu. Detik berganti menit, hari, minggu, bulan, hingga pergantian tahun. Begitulah sang waktu. Namun, masa lalu masih membayangi kenyataan. Rekaman memori tak pernah lekang oleh pergantian zaman. Hingga merembes ke dalam sum-sum otak. Begitu banyak momentum menghiasi tahun-tahun sebelumnya. Dari hal kecil sampai kepada fenomena yang lebih besar. Rangkaian demi rangkaian tersaji dalam ingatan, tidak hanya nyanyian bencana yang menimpa negeri ini, rentetan kisah  kehidupan anak-anak muda tengah sibuk mencari jati diri pun ikut menghiasi. Di tahun baru ini menjadi permulaan untuk mengukir kembali secuil mimpi-mimpi yang tak kunjung terwujud pada tahun sebelumnya. Agar asa baru kembali hadir untuk menerjang kenyataan yang semakin reda.
Pergantian tahun tidak hanya diartikan sebagai ajang perayaan seremonial belaka. Lebih daripada itu, di dalamnya tergores ragam kejadian untuk direfleksikan ulang. Juga menjadi harga tak ternilai sebagai referensi ketika melihat waktu yang akan datang. Tapi sayang! Tak banyak sebagian kita melakukan hal tersebut. Seringkali momen perpisahan tahun digunakan arena pelampiasan hasrat. Lebih banyak meretas moderat daripada menelorkan manfaat. Panorama esek-esekan sudah menjadi keharusan bagi sepasang kekasih. Pergantian tahun seketika menjelma menjadi sebuah panggung bagi kaula muda untuk mewujudkan mimpi-mimpi nakal yang belum terwujud. Manakala rasa “kebelet” sudah di titik sentral, apapun konsekuensinya lantas tak terfikir. Tengah gemerlapnya malam serta kelap-kelip kembang api, berhubungan layaknya suami isteri mendandani malam pergantian tahun.
Awal yang indah belum tentu berjalan dengan indah. Jika tidak ditopang dengan kematangan berfikir, selamanya menjadi panteon kesedihan. Hanya menambah kelamnya luka dan dosa-dosa masa lalu yang sukar disembuhkan. Bahkan akan lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya. Memasuki tahun baru tak hanya berhenti pada onggokan sepenggal niat, bukan sebatas bermimipi datangnya perubahan, tapi dibutuhkan sekepal perjuangan untuk mewujudkan harapan. Enigma malam pergantian tahun begitu banyak mengundang pertanyaan. Alih-alih sebagai bahan reflektif, malah jatuh ke dalam lembah fantastis. Tak pelak, kehadirannya pun disambut dengan perasaan suka-cita oleh setiap manusia diseluruh penjuru. Caranya pun beragam, ada yang mendatangkan band-band lokal, mendatangi tempat-tempat wisata, ada juga sebagian sengaja mencari tempat yang jauh dari keramaian, namun sarat akan tindakan abnormal.
Itulah sekelumit pemandangan menarik di malam pergantian tahun. Kita dituntut untuk membuka lembaran baru, namun lupa mengoreksi lembaran lama yang sudah kering-kersang. Seseorang dikatakan bijak apabila mau belajar dari kesalahan masa lampau. Orang hebat dimana pun pasti mengalami rasanya kegagalan, karena pengalaman begitu banyak menyimpan pelajaran untuk kita petik. Pergantian tahun tidak hanya sebatas transformasi angka dari 2013 ke 2014, secara bersamaan umur manusia pun kian bertambah, dari anak-anak menuju remaja, dari dewasa berubah menjadi tua begitu juga seterusnya. Dunia semakin bertambah tua, apakah kita sebagai makhluk berfikir hanya diam diri dan membiarkan peluang ditebas oleh sang waktu. Andaikata tidak digunanakan dengan baik maka sang waktu akan melewatinya.
Sudah menjadi harapan kita semua, awal tahun 2014 dapat memberi pencerahan terhadap bangsa ini. Kembali merangkul asa yang sudah hilang. Agar dapat menatap masa depan yang lebih bermakna. Bencana yang melanda negeri ini dengan rentetan kasus demi kasus berharap tak lagi kembali terjadi. Para koruptor yang berada di balik bui agar didatangkan hidayah lewat pentelasi jeruji, supaya kelak ketika keluar tidak melakukan tindakan yang merugikan rakyat. Sembari itu, tahun 2014 menjadi refleksi bagi kita semua untuk menggunakan kesempatan yang telah banyak disia-siakan pada tahun sebelumnya. Kembali menata apa yang belum selesai, menciptakan pola yang belum terpola. Karena kesempatan hanya datang satu kali, dan pedang selalu siaga untuk menebas peluang yang ada jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.



Tidak ada komentar: