Pada dasarnya adalah
waktu, sejak kecil sampai beranjak dewasa, kita telah mengikuti irama sang
waktu. Kemajuan waktu telah mengubah segalanya. Sekali terlewati tak akan
pernah kembali. Waktu ibarat pedang, jika tidak piawai menggunakannya, waktu
kita akan ditebas oleh tajamnya pedang hingga menembus ke dalam jantung
kehidupan. Waktu terus berputar tanpa ada henti-hentinya. Begitu juga halnya
kehidupan, berputar terus-menerus tiada pernah jeda. Begitu banyak peluang yang
telah terabaikan selama perjalanan waktu. Sehingga masa lalu yang suram
seringkali meneror kenyataan. Luka masa lalu membuat seseorang merasa kesulitan
untuk menerjang kenyataan. Sang waktu tak pernah menghiraukan, tetap terus melintas.
Kepiluan masa lalu kian tak mau berpisah. Laksamana bisikan terus mendesis.
Kepingan masa lalu semakin merongrong untain debu masa depan yang masih
melayang-layang.
Tiada disadari tibalah
pada saat-saat dimana kita harus meninggalkan deretan kisah yang pernah
tertanam selama perjalanan waktu. Detik berganti menit, hari, minggu, bulan,
hingga pergantian tahun. Begitulah sang waktu. Namun, masa lalu masih
membayangi kenyataan. Rekaman memori tak pernah lekang oleh pergantian zaman.
Hingga merembes ke dalam sum-sum otak. Begitu banyak momentum menghiasi
tahun-tahun sebelumnya. Dari hal kecil sampai kepada fenomena yang lebih besar.
Rangkaian demi rangkaian tersaji dalam ingatan, tidak hanya nyanyian bencana yang
menimpa negeri ini, rentetan kisah kehidupan anak-anak muda tengah sibuk mencari
jati diri pun ikut menghiasi. Di tahun baru ini menjadi permulaan untuk
mengukir kembali secuil mimpi-mimpi yang tak kunjung terwujud pada tahun
sebelumnya. Agar asa baru kembali hadir untuk menerjang kenyataan yang semakin
reda.
Pergantian tahun tidak
hanya diartikan sebagai ajang perayaan seremonial belaka. Lebih daripada itu,
di dalamnya tergores ragam kejadian untuk direfleksikan ulang. Juga menjadi
harga tak ternilai sebagai referensi ketika melihat waktu yang akan datang.
Tapi sayang! Tak banyak sebagian kita melakukan hal tersebut. Seringkali momen
perpisahan tahun digunakan arena pelampiasan hasrat. Lebih banyak meretas
moderat daripada menelorkan manfaat. Panorama esek-esekan sudah menjadi
keharusan bagi sepasang kekasih. Pergantian tahun seketika menjelma menjadi
sebuah panggung bagi kaula muda untuk mewujudkan mimpi-mimpi nakal yang belum
terwujud. Manakala rasa “kebelet” sudah di titik sentral, apapun konsekuensinya lantas
tak terfikir. Tengah gemerlapnya malam serta kelap-kelip kembang api, berhubungan
layaknya suami isteri mendandani malam pergantian tahun.
Awal yang indah belum
tentu berjalan dengan indah. Jika tidak ditopang dengan kematangan berfikir,
selamanya menjadi panteon kesedihan. Hanya menambah kelamnya luka dan dosa-dosa
masa lalu yang sukar disembuhkan. Bahkan akan lebih buruk dari tahun-tahun
sebelumnya. Memasuki tahun baru tak hanya berhenti pada onggokan sepenggal
niat, bukan sebatas bermimipi datangnya perubahan, tapi dibutuhkan sekepal perjuangan
untuk mewujudkan harapan. Enigma malam pergantian tahun begitu banyak mengundang
pertanyaan. Alih-alih sebagai bahan reflektif, malah jatuh ke dalam lembah
fantastis. Tak pelak, kehadirannya pun disambut dengan perasaan suka-cita oleh
setiap manusia diseluruh penjuru. Caranya pun beragam, ada yang mendatangkan
band-band lokal, mendatangi tempat-tempat wisata, ada juga sebagian sengaja
mencari tempat yang jauh dari keramaian, namun sarat akan tindakan abnormal.
Itulah sekelumit
pemandangan menarik di malam pergantian tahun. Kita dituntut untuk membuka
lembaran baru, namun lupa mengoreksi lembaran lama yang sudah kering-kersang.
Seseorang dikatakan bijak apabila mau belajar dari kesalahan masa lampau. Orang
hebat dimana pun pasti mengalami rasanya kegagalan, karena pengalaman begitu
banyak menyimpan pelajaran untuk kita petik. Pergantian tahun tidak hanya
sebatas transformasi angka dari 2013 ke 2014, secara bersamaan umur manusia pun
kian bertambah, dari anak-anak menuju remaja, dari dewasa berubah menjadi tua begitu
juga seterusnya. Dunia semakin bertambah tua, apakah kita sebagai makhluk
berfikir hanya diam diri dan membiarkan peluang ditebas oleh sang waktu. Andaikata
tidak digunanakan dengan baik maka sang waktu akan melewatinya.
Sudah menjadi harapan
kita semua, awal tahun 2014 dapat memberi pencerahan terhadap bangsa ini.
Kembali merangkul asa yang sudah hilang. Agar dapat menatap masa depan yang
lebih bermakna. Bencana yang melanda negeri ini dengan rentetan kasus demi
kasus berharap tak lagi kembali terjadi. Para koruptor yang berada di balik bui
agar didatangkan hidayah lewat pentelasi jeruji, supaya kelak ketika keluar
tidak melakukan tindakan yang merugikan rakyat. Sembari itu, tahun 2014 menjadi
refleksi bagi kita semua untuk menggunakan kesempatan yang telah banyak
disia-siakan pada tahun sebelumnya. Kembali menata apa yang belum selesai,
menciptakan pola yang belum terpola. Karena kesempatan hanya datang satu kali,
dan pedang selalu siaga untuk menebas peluang yang ada jika tidak dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar